Untuk Wujudkan Kota Bersih Sampah, Pemko Medan Diharapkan Berinovasi Beli dan Olah Sampah Jadi PAD
Narasumber Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si foto bersama dengan peserta Focus Group Discussion (FGD) digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan di lantai 3 Kantor Wali Kota Medan, Jumat (4/10/2024).
MEDAN: koranmedan.com
Untuk dapat memberdayakan sampah menjadi sumber ekonomi melalui pendekatan tata kelola limbah diperlukan inovasi berkelanjutan dengan langkah awal membeli sampah warga.
Setelah sampah terpilah dan terkumpul, langkah lanjutan yang diperlukan adalah mengolah sampah menjadi ragam produk untuk berbagai kebutuhan sesuai jenisnya.
Dari inovasi tata kelola limbah itu, bagi suatu daerah seperti Kota Medan, tidak hanya menyelesaikan masalah sampah di satu sisi, tapi juga ke depan bisa mendatangkan tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Hal itu menjadi point penting yang diusulkan Peneliti Pusat Unggulan Inovasi Karbon dan Kemenyan yang juga Kepala Laboratorium Fisika Nuklir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara (FMIPA USU) pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan di lantai 3 Kantor Wali Kota Medan, Jumat (4/10/2024).
Dipandu Kepala Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Kota Medan Suluh Aulia Harahap, S.IP, M.PA, Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si yang tampil sebagai narasumber dalam FGD bertajuk “Optimalisasi Tata Kelola Sampah di Kota Medan Model Hepta Helix, Prinsip 7 R’s dan Integrasi Ekonomi Sirkular” memaparkan tata kelola sampah menjadi produk yang bermanfaat untuk kesehatan manusia dan lingkungan.
Dijelaskan Dr. Sontang Sihotang, sampah yang dikelola dengan baik akan dapat menghasilkan beragam produk yang bermanfaat. Inovasi yang dapat dilakukan antara lain menjadikan sampah organik sisa dapur menjadi makanan larva/maggot dan larva menjadi makanan ternak/ikan. Selain itu limbah organik sisa dapur juga bisa diolah menjadi ecoenzim dan pupuk kompos untuk kesuburan tanaman. Khusus limbah tulang ikan, tulang ayam, kulit telur dan kulit kerang dapat diolah menjadi bubuk kalsium yang bermanfaat untuk kesehatan.
Selanjutnya sampah dedaunan dan batok kelapa dapat diolah menjadi produk sumber energi terbarukan bagi masyarakat yakni berupa arang briket dan briket tersebut sehat karena dapat digunakan untuk memasak serta membakar/memanggang makanan. “Selain mudah mendapatkan semua limbah tersebut, kegunaannya bisa menggantikan arang kayu. Lingkungan sekitar pun jadi bersih,” jelas Dr. Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si.
Lebih jauh dipaparkan Dr. Sontang yang juga Ketua Harian Jama’iyyah Ahlith Thariqoh Almuktabarah An-Nahdliyah Sumatera Utara (Jatman Sumut) itu, ada cara yang mungkin tak lazim bagi sementara orang untuk mengatasi persoalan sampah menjadi berharga dan bisa menjadi rebutan para pebisnis ulung.
Apa itu? Begini, kata Dr. Sontang, sudah saatnya Pemerintah Daerah (Pemda) setempat melalui Dinas Lingkungan hidup atau perusahaan umum daerah (PUD) atau UPTD yang dibentuk Pemda, seluruh sampah diolah menjadi barang berharga yang laku dijual dan berkualitas ekspor dimulai dari Karbonisasi, Activated Carbon (AC), Arang Briket, Pupuk, Beton Polymer, Pavin Block dan banyak lagi alternatif diversifikasi produk dari Sampah.
Dengan membeli sampah warga, kata Dr. Sontang, terjadi perubahan paradigma yang selama ini warga membayar Retribusi sampah, kini sampah warga yang dibeli Pemda setempat.
“Warga tentu gembira dan berbondong-bondong menyetorkan sampahnya kepada perusahaan pengumpul yang dibentuk Pemda setempat. Dengan proaktif dan kreatifnya warga mengumpulkan serta menyetorkan sampah, fungsi armada sampah menjadi berkurang dan terjadi efisiensi operasional biaya transportasi, Pengadaan Container, Karyawan di bidang kebersihan. Lalu dana efisiensi operasional tersebut bisa dialokasikan untuk membeli sampah yang disetorkan warga. Bila dana kurang, bisa menerapkan sistem bayar dengan voucher dimana voucher tersebut bisa ditukarkan untuk berbelanja di pusat perbelanjaan,” beber Dr. Sontang yang mengaku siap menjalankan program beli sampah warga ini apabila diberi kepercayaan oleh Pemko Medan sebagai Konsultan atau Manager Inovasi Sampah Menjadi Produk Bermanfaat.
Usai FGD, Kepala Bidang Sosial dan Budaya Bappeda Kota Medan Suluh Aulia Harahap, S.IP, M.PA menjelaskan, pihaknya masih akan melanjutkan kegiatan pada proses transfer knowledge tata kelola produk limbah berupa kalsium dan karbon ke produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kota Medan.
Sebelumnya Kepala Bappeda Kota Tebing Tinggi Erwin Suheri Damanik yang memperkenalkan kepiawaian Dr. Sontang Sihotang terkait Tata Kelola Sampah saat beraudiensi kepada Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar ST, Senin (29/9/2024) menjelaskan, Pemko Tebing Tinggi sangat tertarik dengan program tata kelola limbah tersebut. “Baru menerapkan konsep penta helix dalam tata kelola limbah Bappeda Kota Tebing Tinggi sudah mendapat juara 2 dan mendapatkan hadiah CSR pada 2022 lalu,” ungkap Erwin seraya menjelaskan betapa sektor tata kelola limbah memiliki prospek tinggi jika ditangani dengan baik. Bahkan bisa menjadi sumber andalan tambahan untuk mengisi kas Pendapatan Asli Daerah (PAD) sementara masalah sampah yang jadi momok selama ini teratasi dengan sendirinya.
Dijelaskan Erwin, Dr. Murina Anggun Hasibuan dari Bappenas RI mewakili Tim Program I-SIM for Cities ketika turun ke Tebing Tinggi menyarankan kepada Pemko Tebing Tinggi agar lebih mematangkan Program tata kelola limbah tersebut menjadi inovasi unggulan untuk mendapat penilaian yang lebih baik dalam proses Awarding 2024.
Tindaklanjut dari kegiatan Verifikasi dan Validasi Data SDGs terkait Program I-SIM for Cities dari Tim Surveyor Indonesia dan APEKSI itu Pemko Tebing Tinggi menerima bantuan mesin pencacah sampah dari CSR Bank Sumut Kota Tebing Tinggi untuk diserahkan kepada kelompok warga usaha mandiri. Pj Wali Kota Tebing Tinggi Moettaqien Hasrimi berkenan menyerahkan bantuan tersebut.
“Dari keberhasilan Kota Tebing Tinggi, diharapkan Kota Medan terpanggil untuk juga melakukan tata kelola sampah yang potensinya jauh lebih besar dari Kota Tebing Tinggi,” pesan Kepala Bappeda Kota Tebing Tinggi saat beraudiensi dengan Kepala Bappeda Kota Medan Benny Iskandar, ST.*** (War)
Posting Komentar